(Foto: Istimewa)
Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid, yang lebih dikenal sebagai Habib Sholeh Tanggul, adalah seorang ulama besar dan wali Allah yang lahir di Korbah, Hadhramaut, Yaman, pada tahun 1313 H (1895 M). Beliau merupakan keturunan ke-39 Rasulullah SAW melalui jalur Ba 'Alawi, yang dikenal sebagai penyebar dakwah Islam di berbagai belahan dunia. Ayahnya, Al-Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid, adalah seorang ulama yang dihormati pada zamannya.
Sejak kecil, Habib Sholeh telah menunjukkan tanda-tanda kecerdasan dan kesalehan. Beliau menimba ilmu agama dari berbagai ulama di Hadhramaut sebelum akhirnya merantau ke Indonesia untuk berdakwah sekitar tahun 1920-an. Setibanya di Indonesia, beliau menetap di daerah Tanggul, Jember, Jawa Timur, dan mulai berdakwah serta membimbing masyarakat dalam hal keislaman.
Habib Sholeh dikenal sebagai sosok yang memiliki akhlak mulia, kesabaran luar biasa, dan ketekunan dalam beribadah. Beliau mendirikan majelis taklim dan berbagai kegiatan keagamaan yang menarik banyak jamaah dari berbagai daerah. Banyak ulama dan tokoh masyarakat yang datang kepada beliau untuk meminta nasihat dan doa.
Selain dikenal sebagai ulama yang mendalam ilmunya, Habib Sholeh juga dianugerahi berbagai karamah. Di antaranya adalah kemampuannya dalam memberikan pertolongan kepada orang-orang yang sedang mengalami kesulitan, baik secara spiritual maupun duniawi. Banyak kisah yang menceritakan bagaimana doa-doa beliau diijabah oleh Allah SWT. Keberkahan dari doa beliau terus dirasakan oleh banyak orang bahkan setelah wafatnya.
Habib Sholeh memiliki hubungan yang erat dengan Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf dari Gresik. Keduanya adalah ulama besar yang saling menghormati dan sering berinteraksi dalam dakwah serta penyebaran ajaran Islam. Habib Abu Bakar dikenal sebagai seorang wali besar dengan keilmuan yang sangat luas, dan beliau memiliki kedekatan spiritual dengan Habib Sholeh. Banyak kisah yang menyebutkan bahwa keduanya saling mendoakan serta memberikan nasihat satu sama lain dalam perjalanan dakwah mereka di Indonesia.
Sebelum memulai dakwahnya, Habib Sholeh melakukan uzlah atau khalwat selama lebih dari tiga tahun. Setelah masa uzlah tersebut, Habib Abu Bakar memerintahkan Habib Sholeh untuk mengakhirinya dan memintanya datang ke Gresik. Sesampainya di Gresik, Habib Abu Bakar memberikan mandat dan ijazah kepada Habib Sholeh dengan memakaikan jubah, imamah, dan sorban hijau sebagai penanda status kewalian quthb yang diembannya. Beliau juga meminta Habib Sholeh untuk segera menunaikan ibadah haji. Sepulangnya dari berhaji, Habib Sholeh memulai aktivitas dakwahnya dengan mendirikan musala di kediamannya.Â
Habib Sholeh wafat pada 7 Ramadhan 1396 H (1976 M) dan dimakamkan di Tanggul, Jember. Makamnya hingga kini menjadi tempat ziarah yang dikunjungi oleh banyak orang dari berbagai daerah. Warisan beliau bukan hanya dalam bentuk ilmu dan dakwah, tetapi juga keteladanan dalam akhlak dan keteguhan dalam beribadah. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan keberkahan kepada beliau serta menjadikan kita termasuk orang-orang yang meneladani jejak langkahnya. Amin.